CAHAYA FAJAR | TAK AKAN MENGECEWAKANMU
oleh | AMS
Si ibu terus menerus menangis saat mengetahui kalau janin yang dikandungnya selama 9 bulan dinyatakan oleh dokter sudah tidak ada jejak detak jantungnya. Malam itu memang terasa pahit dan menyesakkan dada saat periksa terakhir ke dokter kandungan dan menyatakan bahwa sang bayi telah tiada.
Ibarat petir di siang bolong, pecahlah teriak tangis si ibu, ia terus menangisi kepergian buah hati tercinta yang telah membersamainya selama 9 bulan karena belum sempat menikmati indahnya dunia dan menghirup udara segar diluar rahim.
Dia terus terisak tangis seakan tidak terima dengan kenyataan takdir. Sang Bunda ingin melihat wajah dan menggendongnya dengan penuh kehangatan sekalipun sudah tak bernyawa lagi. Mimpi indah itu musnah sirna. Tak ada lagi suara tangis bayi, candaan kecil seorang ibu, kebahagiaan membersamainya berjalan-jalan di taman. Semua itu seakan menjadi khayali, hanya tergantikan tangisan demi tangisan.
Namun tentu menangis tak akan bisa mengembalikan ruh yang telah berpisah dari jasad. Memanggilnya untuk kembali bersemayam pada tubuh mungil cantik yang masih memerah.
Untuk menenangkan psikologis si Ibu, sang kakak menjelaskan, “Sudahlah…. terimalah takdir dengan sabar, hidup dan mati adalah milik Allah swt, semua kita adalah milikNya, ingatlah di balik setiap peristiwa pasti Allah swt menyisakan hikmah kebaikan bagi diri kita. Semua itu telah ditetapkannya, Tidak ada satupun peristiwa kecuali sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan diri kita. Tidak ada hal yang sia-sia dari apa yang kita lakukan dengan tulus ikhlas dalam menerima semua takdir kecuali Allah swt akan menggantinya dengan balasan yang jauh lebih besar dari apa yang terjadi hari ini.”
Sang kakak terus melanjutkan wejangannya di tengah sedih sedu tangisan sang adik, “Allah swt tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang menjaga amanahNya dengan tulus sabar dan ikhlas. Bersabar dengan ketetapannya adalah perintah dari Nya. Di saat kita bersedia memenuhi perintahNya maka Allah swt pasti membalas dengan kebaikan yang jauh lebih besar”.
Sebagai seorang kakak pengganti orang tua, dia terus meyakinkan pada sang adik akan kepasrahan dan ketawakkalan pada Allah swt, “Sembilan bulan kamu telah bersabar menjaga amanah dari-Nya dengan tulus ikhlas, maka pasti Allah akan mengganti dengan caraNya”.
Si adik mendengarkan dengan seksama, seraya terus menerawang kosong akan janin yang masih dalam kandungannya namun sejatinya telah berpisah darinya, sambil memberikan pengibaratan untuk menyakinkan si adik, “Ibarat seseorang sedang menitipkan sesuatu (misal kendaraan) pada orang lain selama sembilan bulan, kemudian pada suatu hari ia memintanya kembali amanah tersebut. Pertanyaannya, apakah si pemilik barang akan mengambilnya dengan tangan kosong tanpa memberikan apapun atas amanah yang telah dijaganya ?. Tentu tidak ‼, saya yakin pasti dia akan membalas dan mengganti segala usaha dan upaya penjagaan atas amanahnya selama ini, sekalipun hanya dengan ucapan terima kasih. Bagaimana jika yang menitipkan sesuatu itu adalah Allah swt ??‼.
Demikianlah ‼, manakala kita mampu menjaga amanah Allah dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas, kemudian Allah mengambilnya kembali, maka Allah tentu tidak akan membiarkannya begitu saja, Allah swt pasti membalasnya karena dia Maha Adil, Maha Bijaksana dan Maha Belas Kasih, Dia-lah Ar Rahmaan Ar Rahiim.
“Saudaraku…. Percayalah ‼, setiap usaha ketaatan dan kesabaran dalam menjalankan amanahNya, Allah swt pasti akan membalas dengan balasan yang terbaik dan menggantinya dengan yang jauh lebih baik” demikian sang kakak menutup wejangannya.
Karena tidaklah suatu peristiwa yang terjadi pada diri kita kecuali semua telah ditakar dengan kemampuan kita dan setiap kesulitan yang dialami pasti ada jalan keluar serta setiap permasalahan pasti hal itu adalah yang terbaik menurut Allah swt untuk diri kita. Namun kebanyakan kita tidak mengetahuinya.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid :22)
حدثنا عاصم ، قال : سمعت الحسن ، يقول في مرضه الذي مات فيه : « إن الله عز وجل قدر أجلا ، وقدر مصيبة ، وقدر معافاة ، وقدر طاعة ، وقدر معصية ، فمن كذب بالقدر فقد كذب بالقرآن ، ومن كذب بالقرآن ، فقد كذب بالحق
Disampaikan oleh ‘Ashim, aku mendengar Al-Hasan ketika menjelang mautnya berkata: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mentaqdirkan ajal, dan mentaqdirkan musibah, mentaqdirkan kesehatan, mentaqdirkan ketaatan, mentaqdirkan kemaksiatan. Maka barangsiapa yang mengingkari taqdir, ia berarti mengingkari Al-Qur’an. Barangsiapa mengingkari Al-Qur’an, sungguh ia berarti mengingkari kebenaran.”
Semoga Allah swt memberikan keteguhan dan ketabahan atas segala ujian yang ditetapkanNya untuk kita. Semoga Allah swt memberikan balasan terbaik pada diri kita atas kesabaran dalam menjalani ketetapanNya. Yakinlah, Allah swt tidak akan pernah mengecewakan hambaNya. Aamiiin…
————————————————–
Disarikan dari buku-buku berjudul : Hati Nurani Series Karya AMS
Kunjungi website kami www.insandinami.com