Sejenak Pagi | Sekilas tentang Asyuro’ (10 Muharram)
Hari Asyuro’ adalah hari ke 10 dari bulan Muharrom. Bulan Muharrom termasuk empat bulan mulia yang tidak diperkenankan berperang dan menumpahkan darah di dalamnya. Ia secara khusus disebut Syahrulloh (bulannya Alloh) Al Ashom (yang tuli), karena di bulan itu tidak didengar dentingan senjata. Kemudian bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah ini menurut Ibnu Jauzi karena di dalam bulan itu terdapat hari Asyuro’.
Kejadian Hari Asyuro’ bagi ummat Islam adalah hari yang sangat monumental, dimana pada hari itu menurut keterangan Prof.Dr. As Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki dengan sandaran yang jelas diantaranya :
▶️Alloh Ta’ala menurunkan Nabi Adam ‘Alaihi Sallam ke dunia, Allo Ta’ala menerima taubat Nabi pertama itu akibat kesalahannya memakan buah yang terlarang,
▶️Diterimanya taubat kaum Nabi Yunus ‘Alaihi Sallam,
▶️Berlabuhnya perahu Nabi Nuh ‘Alaihi Sallam di bukit Al Judiyyi (terletak di Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia),
▶️serta kemenangan Nabi Musa ‘Alaihi Sallam dan tenggelamnya Fir’aun. (Lihat Dzikroyat Wa Munasabat, 51).
Amalan utama untuk memperingati peristiwa-peristiwa besar tersebut menurut Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wasallam adalah :
▶️Puasa Asyuro’
▶️Meluaskan Belanja pada Hari Asyura (Mayoran).
Barangsiapa meluaskan rizqi (memberikan nafkah yang lebih banyak) kepada keluarganya pada hari asyuro, niscaya Alloh Ta’ala meluaskan rizqi baginya sepanjang tahun (Sufyan bin Uyainah).
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Rasululloh Shollallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menjadikan kaya keluarganya (dalam hal belanja dan makanan) pada hari Asyura, maka Alloh Ta’ala akan menjadikannya kaya selama satu tahun tersebut.”
(HR. At-Thobaroni dan al-Baihaqi).
▶️Bersedekah
▶️Menanggung hidup & mengasihi anak yatim.
Tidak kita pungkiri bahwa menyantuni anak yatim adalah satu amal yang mulia. Bahkan Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam menjanjikan dalam sebuah hadits:
Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu dia berkata: Rasululloh Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.”
(HR. Bukhari)
▶️Bertaubat
Demikianlah hal tersebut dahulu telah dilakukan oleh Nabiulloh Adam, Nabiulloh Nuh, Nabiulloh Musa, dan Nabiulloh Yunus. Istighfar sendiri dimaklumi memiliki dua dimensi :
dimensi vertikal dan dimensi horisontal
Dimensi vertikal yakni dengan mengakui segala kesalahan yang berkaitan dengan mengakui segala Kesalahan yang berkaitan dengan keteledoran kepada Alloh Ta’ala.
Sedangkan dimensi horisontal erat kaitannya dengan mengakui segala kesalahan yang dilakukan kepada sesama manusia berikut lingkungannya. Seandainya semua unsur masyarakat melakukan istighfar (memohon ampun) dengan dua dimensinya ini, bukankah akan melenyapkan sebagian terbesar dari tindakan pengakuan terhadap dosa-dosanya?
(Buku Risalah dan Istighfarort Asyuro Abina KH. M. Ihya’ Ulumiddin)
Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad, Wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad
Wallahu A’lam Bisshawab
Yaa Alloh Yaa Robb…
Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami.
Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.
Yaa Alloh Yaa Robb…
Sehat dan sembuhkan saudara dan sahabat kami yang sakit.
Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Jadikan kami dan keluarga kami sehat dzohir dan bathin.
Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Jadikan kami, insan yang pandai bersyukur dan bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Jadikan negri ini menjadi lebih baik.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
youtube.com/@djoeprichannel
sejenakpagi
????❤????