Sejenak Pagi | MALAS
Tidak sedikit diantara kita yg mepunyai sifat Malas.
Anggota tubuh lengkap, malas beribadah.
Sudah berkecukupan, malas unroh/haji, mengeluarkan sodaqoh dan zakat.
Sudah mempunyai mulut, malas berkata jujur dan benar, malah caci maki dstnya
Sudah jadi mahasiswa, malas belajar, mewujudkan cita2
Banyak yg bisa dijadikan bisnis/dijual, malas bekerja.
Sudah ada kutab Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup, malas membaca, memahaminya, kapan mengamalkannya?
Banyak yg bisa ditolong, malas utk menolong.
Itulah yg terjadi di hamba Alloh Ta’ala, malas… malas… dan malas.
Dari Abu Umamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sifat malu dan al ‘iyyu adalah dua cabang dari cabang-cabang keimanan. Sedangkan Al Badza dan Al Bayan adalah dua cabang dari cabang-cabang kemunafikan.” Abu Isa berkata, Ini adalah Hadis Hasan Gharib. Ia berkata, Al ‘Iyy adalah sedikit bicara dan Al Badza adalah kata-kata yang keji, sedangkan Al Bayan adalah banyak bicara seperi para khotib-khotib yang memperpanjang dan menambah-nambahkan isi pembicaraan guna memperoleh pujian publik dalam hal-hal yang tidak diridhoi Alloh Ta’ala.”
(HR. Tirmidz)
Dari Abu Hurairah,
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Alloh Ta’ala meridhoi kalian karena tiga perkara dan membenci dari kalian tiga perkara. Meridhoi kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, kalian berpegang teguh terhadap tali agama Alloh Ta’ala secara bersama-sama dan saling menasehati terhadap orang yang Alloh Ta’ala beri perwalian urusan kalian. Membenci kalian jika banyak bicara, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya.”
(HR. Malik)
Dari kedua Hadis tersebut, menurut Ustad Ikrom, Muslim bisa melihat jika Alloh Ta’ala sangat membenci orang (hamba-Nya) yang banyak bicara dan malas bekerja.
“Kita boleh banyak bicara apabila pembicaraan yang kita lakukan merupakan bagian dari zikir kepada Alloh Ta’ala, yakni berbicara tentang kebenaran serta amar makruf nahi mungkar sebagaimana dituntunkan Alloh Ta’ala dan Rasul-Nya,” terangnya.
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semoga Alloh Ta’ala memberikan keindahan kepada seseorang yang mendengar sesuatu dari kami, lalu ia menyampaikannya sebagaimana ia dengar. Betapa banyak orang yang menyampaikan lebih paham dari yang mendengar”
(HR Abu Daud dari Anas bin Malik).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda pula, “Barangsiapa yang mengajarkan suatu ilmu, maka baginya pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan sedikitpun”.
(HR Ibnu Majah, dari Sahal bin Mu’adz bin Anas)
“Orang yang menunjukkan kebaikan seperti orang yang mengerjakannya”
(HR Al Bazzar).
Semoga kita terus bisa istiqomah dalam beribadah, senantiasa mensyukuri nikmat Alloh Ta’ala dan diberi kekuatan oleh Alloh Ta’ala utk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
www.sejenakpagi.info
?❤?