Saran Buhaira kepada Abu Thalib

Sejenak Pagi | SIROH NABAWIYAH (58) Saran Buhaira kepada Abu Thalib

Buhaira menanyakan banyak sekali hal kepada Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, tentang tidur Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, tentang postur tubuh Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam, dan banyak lagi hal lainnya.
Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam menjawab semua itu dan semua jawaban itu sesuai benar dengan perkiraan Buhaira. Kemudian, Buhaira melihat punggung Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam dan mendapati tanda kenabian di antara kedua bahu Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.
Tanda kenabian itu seperti bekas orang berbekam.

Setelah itu, Buhaira mendekati Abu Thalib dan bertanya kepada nya, ”apakah anak muda ini anakmu? ”

”Iya, dia anakku.” Jawab Abu Thalib

Buhaira menggeleng.
“Tidak, dia bukan anakmu. Anak muda ini tidak pantas mempunyai ayah yang masih hidup”

Abu Thalib agak tercengang, lalu dia pun mengangguk.
“Kau benar. Dia bukan anakku, dia anak saudaraku”

Buhaira mengangguk-angguk puas lalu bertanya lagi.
“Apa yang dikerjakan ayahnya?”

“Ayahnya telah meninggal dunia ketika dia masih berada dalam kandungan ibunya ”

“Engkau benar” kata Buhaira menghela nafas dalam-dalam. Kemudian, sambil berbisik, dia menyampaikan sebuah saran dengan sangat sungguh-sungguh.

“Sekarang, dengar saranku baik-baik. Bawa anak saudara mu ini ke negeri asalmu sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Demi Alloh, jika mereka melihat padanya seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. sesungguhnya, akan terjadi sesuatu yang besar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke negeri asalmu!”

Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan perdagangannya selesai, Abu Thalib segera membawa Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Thalib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.

Bushra (kota di mana Buhaira tinggal)

Jalur yang dilewati kafilah Abu Thalib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir, dan Kota Bushra.
Kota Bushra atau Bostra telah lama didirikan Romawi sebagai ibu kota wilayah Hauran, untuk menahan serbuan Badui pedalaman.
Di kota ini, Romawi memusatkan pasukan dan mengumpulkan pajak dari para kafilah.
Bagi kafilah sendiri, Bostra adalah pusat perdagangan paling ramai sebelum tiba di Syria yang terletak lebih ke Utara.

Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad, Wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad

Wallahu A’lam Bisshawab

Yaa Alloh Yaa Robb…
Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami.
Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.

Yaa Alloh Yaa Robb…
Sehat dan sembuhkan saudara dan sahabat kami yang sakit.
Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Jadikan kami dan keluarga kami sehat dzohir dan bathin.
Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Jadikan kami, insan yang pandai bersyukur dan bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Jadikan negri ini menjadi lebih baik.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

youtube.com/@djoeprichannel
@sejenakpagi.official
?❤?