“Santri gelem mulang ora ono seng kleleran, ora ono!.”(Abi Ihya’ )
Maknanya: Santri mau mengajar, tidak ada yang hidupnya sia-sia tanpa manfaat, tidak ada!
Santri adalah label yang tinggi yang kedudukannya demikian luhur di sisi Allah. Layaknya yang di sabdakan Baginda Rasul:” Sesiapa yang Allah kehendaki baik, Allah akan memintarkan ia dalam masalah agama”.
Maka menjadi santri adalah anugerah yang demikian agung yang tidak semua orang mampu mendapatkannya. Sehingga kala dari kita ada yang berhasil meraih label luhur tersebut tidak sepantasnya kemudian kita tak mensyukurinya. Mensyukuri label santri berarti mensyukuri ilmu yang telah Allah berikan, dan cara paling tepat bagi para pemilik ilmu adalah mengamalkan serta mengajarkan kepada manusia. Menjemput bola tidak hanya menunggu bola. Dengan niat tulus hanya ingin membahagiakan Allah dan Rasul-Nya serta meraih ridla-Nya.
Lalu mengenai dunia dan apa yang menjadi penghiasnya, pastinya secara otomatis akan membuntut dibelakang santri yang mau mengamalkan dan mengajarkan keilmuan yang ia miliki ketengah masyarakat luas. Sebab dunia ibarat rumput yang tumbuh bagi petani yang menanam padi, ia akan tumbuh tanpa kita usahakan. Namun tidak sebaliknya, padi ilmu tiada akan tumbuh kala yang kita tanam adalah rumput dunia.
Tak perlu gusar dengan masa depan, jika pada diri kita ada ilmu dan amal yang Allah berikan. Allah akan memulyakan kita didunia sebelum kelak diakhirat.
Shabieq El Himam, alumni Ma’had Nurul Haromain Pujon, saat ini melanjutkan studi di Al-Azhar Kairo Mesir.