CAHAYA FAJAR | RUMUS BERTEMAN
oleh | AMS
Diri seseorang itu dipengaruhi oleh teman dekatnya yaitu orang yang selalu menyertainya dalam banyak kesempatan. Hitam putihnya diri kita dipengaruhi oleh siapa teman karibnya. Untuk mengenali diri orang lain maka lihatlah siapa saja yang menjadi teman dekatnya, demikian pula dengan diri kita. Jika kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan ikut menjadi wangi, sebaliknya jika berteman dengan pandai besi maka kita akan terkena baunya pula. Sebuah maqalah menyatakan :
عن المرء لا تسأل وسل عن قرينه فكل قرين بالمقارن يقتدي.
Tentang seseorang jangan tanya (siapa dia), tapi tanyalah siapa temannya, maka setiap teman akan mengikuti orang yang dia temani.”
Mengingat pentingnya makna teman dalam hidup dan kepribadian seseorang hingga menentukan masa depan kelak di akhirat. Nabi mengingatkan bahwa:
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Tirmidzi)
Sehingga jika seseorang salah dalam memilih teman maka akan menjadi salah pula dalam menata langkah dan menjalani kehidupan. Untuk itu jangan salah menentukan siapakah teman dan siapakah lawan. Beberapa rumus dalam menentukan teman adalah :
1. صاحب صاحبي صاحبي
Temannya temanku, adalah temanku. Orang yang berteman dengan teman kita, maka dia sejatinya adalah teman kita juga. Teman itu adalah orang yang bersedia saling mendukung khususnya dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam keburukan.
2. صاحب عدوي عدوي
Temannya musuh adalah musuhku juga. Seseorang yang berteman dengan musuh diri kita maka mereka sebenarnya musuh kita juga karena mereka tentu akan memiliki kesamaan sudut pandanf dalam memusuhi diri kita juga
3. عدو صاحبي عدوي
Musuhnya temanku adalah musuhku juga. Sementara orang yang memusuhi teman kita maka dia adalah musuh kita juga. Berteman tidak hanya bertemu fisik namun juga menguatkan ikatan hati sehingga terlahir loyalitas dalam pertemanan. Dalam hal ini kita harus perlu bangun loyalitas yang sama sebagaimana dengan teman kita juga.
4. عدو عدوي صاحبي
Musuhnya musuhku adalah temanku. Orang yang dimusuhi oleh musuh sebenarnya adalah teman kita. Mereka membusuhi teman kita sebenarnya mereka telah ikut andil memusuhi kita.
So, tali kokoh yang dapat dijadikan dalam membangun pertemanan adalah keyakinan dan nilai-nilai kebaikan serta kebenaran. Atas dasar ikatan inilah maka nilai pertemanan akan langgeng abadi. Itulah ikatan iman, yang dari sanalah segala tindakan memiliki nilai yang bermakna.
Bertemanlah karena dasar iman dan kebaikan diri. Jauhkanlah diri kita dari kelompok orang yang memusuhi orang-orang beriman karena mereka tentu akan mengajak kepada semua hal yang bertentangan dengan aturan Allah swt dan janganlah berteman dengan mereka yang lebih merasa nyaman berteman dengan musuh-musuh orang beriman kecuali dengan maksud untuk mengembalikannya pada jalan kebaikan.
Karena apa yang kita lakukan saat ini sebenarnya adalah jalan meniti pada realitas akhir hidup kita.
Semoga akhir hidup kita dalam keadaan husnul khatimah dan dikumpulkan dalam golongan orang-orang yang baik (soleh). Aamiiiin….
AMS.30.4.19
————————————————–
Penulis buku-buku berjudul : Hati Nurani Series
Klik : www.insandinami.com