Pesantren Ar-Rushaifah Diresmikan, Dukungan Masyarakat Dibutuhkan
“Saat itu kondisi tanah masih berupa sawah dengan luas seribu meter persegi. K.H. Jakfar yang baru saja pulang dari menimba ilmu di Abuya, ditugaskan Abi untuk mamulai dakwah di sana.”
BATU, PERSYADHA – Hari Selasa malam (17/9/2024) menjadi momen bersejarah bagi Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pasalnya, pada malam itu Pondok Pesantren Ar-Rushaifah Nurul Haromain 62 resmi berdiri. Sebelumnya, bangunan pesantren yang diasuh K.H. Jakfar ini sebagian telah terbangun termasuk masjid pesantren. Kegiatan belajar-mengajar juga telah berjalan dengan santri mukim sekitar tujuh puluhan orang dan sebagian besar berusia sepuluh hingga lima belas tahun.
Pada malam peresmian itu, turut hadir Abi K.H. M. Ihya Ulumiddin, khodim al-ma’had Nurul Haromain Pujon. Beliau memimpin pembacaan doa sekaligus pengguntingan pita tanda diresmikannya pesantren. Acara yang sekaligus memperingati maulid Nabi tersebut juga mengundang munsyid dari Jakarta K.H. Nashir Manshur Idris, kyai-kyai, habaib, dan alumni santri Abuya Al-Maliki.
Lihat Video: Peringatan Maulid Nabi dan Peresmian Ma’had Ar-Rushaifah Nurul Haromain 62
Dihadiri masyarakat sekitar
Masyarakat sekitar terlihat antusias menyambut peresmian pesantren. Terbukti, ratusan warga sekitar, dari anak-anak hingga lansia, baik laki-laki maupun perempuan turut hadir pada malam yang cukup dingin tersebut. Mereka bersama-sama melantunkan shoalawat, zikir, dan mendengarkan ceramah dari K.H. Rofian Karim.
Di dalam ceramahnya, pimpinan Ma’had Al Manhall tersebut menerangkan perjalanan pesantren dari pertama kali pewakafan tanah kepada Abina. Saat itu kondisi tanah masih berupa sawah dengan luas seribu meter persegi. K.H. Jakfar yang baru saja pulang dari menimba ilmu di Abuya, ditugaskan Abi untuk mamulai dakwah di sana. Seiring berjalannya waktu, K.H. Jakfar memperluas lahan pesantren menjadi tiga ribu meter persegi.
Pesantren lalu diberikan nama Ar-Rushaifah oleh Abuya Sayyid Ahmad Al-Maliki. Sebagai penghormatan pada dakwah Abi, K.H. Jakfar menambahkan nama Nurul Haromain 62 di belakangnya. Hal itu sesuai penamaan dan penomoran cabang yang ditentukan oleh Badan Otonom Kema’hadan Yayasan Persyada Al Haromain.
Masyarakat harus mendukung
Setelah mengisahkan perjalanan pesantren, K.H. Rofian berpesan agar masyarakat turut mendukung pengembangan pesantren. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai hal seperti bantuan dana, tenaga, maupun moril. Salah satu sebabnya, pesantren akan membawa berkah bagi daerah di sekitarnya. Pesantren tersebut juga menjadi milik bersama. Maka, seyogyanya masyarakat tidak membiarkan pesantren berjuang sendirian.
Kontributor: TI Haryadi