Perkuat Keunggulan Lembaga dan Guru, MAA Gelar Diklat Nasional
Dengan mengenali keunggulan lembaga yang telah eksis, diharapkan lembaga baru dapat menentukan keunggulan yang sesuai dan merajut jalan menujunya.
SURABAYA, PERSYADHA – Saat ini lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan Persyarikatan Dakwah Al Haromain semakin banyak. Sejalan dengan itu, ciri khas dan keunggulan masing-masing lembaga juga semakin beragam. Oleh karena itu, Majma’ Asatidzah Al-Haromain (MAA) sebagai perkumpulan para guru/ustadz dan ustadzah bercita-cita agar masing-masing ciri khas dan keunggulan lembaga dapat terbukukan dengan baik.
Harapan itu tidak sekadar sebagai pencatatan, namun agar lembaga-lembaga lain, terutama lembaga rintisan dapat mempelajarinya juga. Dengan mengenali keunggulan lembaga yang telah eksis, diharapkan lembaga baru dapat menentukan keunggulan yang sesuai dan merajut jalan menujunya.
Untuk menggapai cita-cita tersebut, MAA menyelenggarakan Diklat Nasional 32 JP: Menulis Best Practice pada Jumat (23/08/2024) hingga Sabtu (24/08) di Ma’had Pengembangan dan Dakwah Nurul Haromain Pujon, Malang. Diklat tersebut diikuti para pimpinan lembaga dan guru di lingkunan Persyarikatan Dakwah Al Haromain. Masing-masing lembaga sebelumnya telah disurati Yayasan Persyada Al Haromain agar mengirimkan dua wakilnya dalam kegiatan tersebut. Ustadzah Yuliani selaku ketua MAA menyebutkan jika penyelenggaraan diklat kali ini didukung oleh Yayasan, Departemen Pendidikan, dan Lazis Al-Haromain.
Mengundang Tokoh Pendidikan
Beberapa tokoh pendidikan turut diundang sebagai narasumber diantaranya: Husnul Chotimah (Kepala SMK Taruna Malang), Masitha AS (Dosen Universitas Airlangga), Rida Afrilyasanti (penulis buku pendidikan), dan Akhmad Muwafik (Dosen Universitas Brawijaya). Selain itu, program unggulan kepala sekolah yang telah sukses dijalankan juga dipaparkan sebagai contoh dan motivasi bagi peserta.
Salah satu pemapar tersebut yakni Ust. Teguh, Kepala MA Sains Bina Insan Kamil, Tuban yang memiliki program One Student One Champion. Dengan program ini, setiap siswa di MA Sains Bina Insan Kamil dipandang memiliki skil juaranya masing-masing. Oleh karena itu, para siswa dikembangkan berdasarkan skil mereka. Hasilnya, banyak siswa yang kemudian menjadi juara dalam berbagai ajang lomba.
Selain program sekolah, guru yang berprestasi juga diberikan kesempatan membagikan pengalamannya. Ustadzah Wati termasuk di antaranmya. Beliau merupakan Juara Nasional Best Practice. Dengan berbagi pengalaman, diharapkan para guru terpacu semangatnya untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Kontributor: TI Haryadi