CAHAYA FAJAR | MULTILEVEL DAKWAH
oleh | AMS

Jika kita ingin hidup mulia, tinggi derajat di sisi Allah dan dihadapan manusia maka lakukanlah dakwah, amar ma’ruf dan nahi mungkar, menyuarakan kebaikan dan kebenaran dari Allah swt serta mencegah kerusakan dan kehancuran akibat meninggalkan aturan Allah swt. Demikianlah janji Allah swt.

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran : 110)”

Berdakwah tentu tidaklah harus dengan cara berceramah saja, menjadi pendukung dalam sebuah kegiatan dakwah adalah dakwah juga. Berdakwah bisa dibagi dalam dua macam: dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Dakwah bil lisan adalah dakwah yang di mengandalkan lisan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Inilah yang dilakukan oleh para penceramah, penda’i melalui panggung-panggung ceramah atau mimbar-mimbar masjid. Pada model dakwah ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang menguasai pemahaman keagamaan yang cukup seperti para ustadz, kyai dan ssbagainya.

Sementara dakwah bil hal adalah dakwah melalui tindakan nyata. Pada gerakan dakwah ini tidak lagi hanya mengandalkan lisan namun gerakan nyata untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami keseharian oleh masyarakat sasaran. Dalam dakwah bil hal ini memiliki banyak ragam aspek dan bentuknya yang sangat tidak terbatas dan dapat dilakukan oleh siapa saja . Bisa berupa gerakan kepedulian dengan memberikan bantuan pada masyarakat yang membutuhkan, melalui pemberdayaan ekonomi ummat, dakwah politik, dakwah jalur pendidikan, dakwah budaya, dan sangat banyak ragamnya. Intinya adalah mensiarkan islam demi kemuliaan islam dan ummat islam, izzul islam wal muslimin.

Prinsipnya, setiap muslim haruslah mengambil bagian dari upaya dakwah ini dengan potensi apapun yang dimilikinya. Janganlah berpangku tangan, agar kelak Allah swt memasukkan diri kita dalam golongan orang-orang yang berjuang dijalannya. Jadilah juru dakwah atau pendukung dakwah. Karena siapapun yang terlibat dalam dakwah dengan peran apapun maka dia menjadi bagian dari gerbong keselamatan yang Allah janjikan.

Lakukanlah dakwah dalam peran apapun, suatu orkestra yang cantik dan ciamik tidak akan pernah terwujud jika hanya dimainkan oleh saru orang dirijen saja. Mereka membutuhkan banyak keterlibatan peran. Ada yang berperan sebagai konseptor, sutradara, dirijen, penabuh, pemetik gitar, pemain piano, pemain masing-masing alat musik lainnya, bagian penata panggung, bagian lighting, bahkan tim sorak sekalipun, semua mereka berkontribusi dalam menghasilkan orkestrasi yang indah.

Demikian pulalah dengan dakwah, siapapun harus mengambil perannya masing-masing, dan setiap peran itu mendapatkan pahala yang sama dari Allah swt dan tidaklah dikurangi sedikitpun diantara mereka. Sebagaimana dalam sabda nabi :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun (HR. Muslim).

Inilah multilevel dakwah ‼, setiap orang yang terlibat dan mengajak orang lain untuk terlibat dalam usaha dakwah akan dibalas oleh Allah swt dan digolongkan dalam barisan pasukan tentara agama Allah swt (jundullah) yang berjuang di jalanNya tanpa memandang apapun kemampuan dan peran yang dilakukannya.

Terlibatlah dalam dakwah dengan apapun kemampuan dan potensi masing-masing diri. Sekiranya kita mampu bicara maka berdakwahlah dengan lisannya, jika berkemampuan harta maka berdakwahlah dengan hartanya, bantulah siapa saja yang membutuhkan dan terlibatlah dalam gerakan kepedulian ummat. Jika kemampuannya adalah menulis, maka berdakwahlah dengan tulisannya dan bantulah orang lain atau kelompok dakwah lainnya dengan tulisannya. Jika kemampuannya adalah desain grafis maka berdakwahlah dengan membuat desain atau terlibat membantu gerakan dakwah melalui desain grafisnya.

Jika kita tidak memiliki apapun namun dirinya hanya memiliki kesempatan waktu dan tenaga, maka berdakwahlah dengan tenaganya, bantulah setiap usaha gerakan dakwah melalui tenaga dan kesempatan waktu yang dimilikinya. Dan jika kita tidak memiliki semuanya maka tetaplah bantu usaha dakwah sekalipun hanya dengan doa.

Dan jika sekiranya tidak mampu membantu dan berkontribusi apapun sama sekali maka setidaknya jangan mengganggu usaha dakwah yang dilakukan oleh orang lain apalagi mendengkinya atau bahkan mempersekusinya, diam saja itu sudah cukup ‼

Allah swt tidaklah memilah memilih peran apa yang dilakukan dalam berdakwah, selama mereka terlibat dalam dakwah islam dengan niat yang ikhlas maka mereka akan mendapatkan pahala yang maqam (kedudukan) di sisi Allah swt sesuai dengan tingkat keikhalasannya masing-masing.

Semoga Allah swt memberikan keterbukaan hati untuk terlibat dalam usaha dakwah dalam peran apapun. Dan semoga Allah swt selalu membimbing dan meridhoi kita. Aamiiin…

AMS.11.4.19
————————————————–
Penulis buku-buku berjudul : Hati Nurani Series

Klik :
www.insandinami.com