CAHAYA FAJAR | MEMBEKASI RAMADHAN
oleh | AMS
Ramadhan adalah bulan latihan (tajribat wa tamrinat) dengan harapan apa yang dilatihkan selama sebulan tersebut menjadi jalan perubahan kebaikan yang dapat diistiqomahkan diluar bulan ramadhan hingga benar-benar mampu menjadikan diri pribadi yang bertaqwa. Istiqomah inilah yang diharapkan menjadi jalan hidup yang diambil oleh setiap diri muslim. Karena keistiqomahan mampu melahirkan kekaramatan. Sebagaimana dalam Marqah al-Mafatih Syarh al-Misykat :
لا شك أن الإستقامة خير من ألف كرامة لكونها أصعب من جسر القيامة مع أنها أدق من الشعر وأمر من الصبر وأحد من السيف وأحر من الصيف
Tidak diragukan bahwa “Istiqamah lebih utama ketimbang seribu karamah” karena jalan istiqamah lebih sulit ketimbang menapaki titian yang membentang dihari kiamat meski ia lebih lembut ketimbang rambut, lebih pahit ketimbang kesabaran, lebih tajam ketimbang mata pedang dan lebih terik ketimbang musim panas.
Dalam keisitiqomahan itu ada 3 komponen perilaku yang membentuk dan menyertainya : sabar, sungguh-sungguh dan tawakkal. Pertama, sabar adalah suasana hati tenang dalam menerima setiap realitas. Sabar itu terbagi atas 3 hal : sabar dalam menghadapi ujian, sabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar dalam menolak kemaksiatan dan kemungkaran. Sabar dan shalat adalah dua hal yang mampu menjadi solusi dalam setiap masalah. Keduanya adalah realitas disaat seseorang berada dalam suasana tenang, karena ketenangan adalah kunci dalam penyelesaian masalah (problem solving).
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah : 45)
Kedua, bersungguh sungguh dalam menjalankan amaliyah yang diajarkan oleh ramadhan diantaranya : puasa, solat berjamaah, qiyamul lail, baca alquran, sedekah, dzikir, menjaga lisan dan seluruh anggota badan, tasamuh, bersabar dan menahan diri dari perbuatan keji serta mungkar.
Kesungguh-sungguhan mengantarkan pada apapun yang diupayakan. Sebagaimana dalam ungkapan “Man jadda wajada, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia mendapatkannya”
Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan apapun karena Allah swt hanya akan memberikan petunjuk dan jalan keberhasilan hanya pada mereka yang bersungguh-sungguh. Allah swt menegaskan :
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut : 69)
Ketiga, sikap tawakkal. Sikap ini memiliki 3 arahan yaitu : memaksimalkan usaha, memasrahkan total pada Allah, percaya penuh pada keputusan Allah. Tawakkal itu mensyaratkan untuk tidak mendahului ketetapan Allah swt, yaitu sekalipun seakan semua realitas telah mendukung pada sebuah kepastian akan terjadi, maka tetaplah pasrahkan pada ketetapan Allah yang berkuasa mewujudkan segala apapun.
Suatu Ibarat orang yang akan menikmati minuman. Minuman sudah persis berada di depan mulut kita, sekalipun demikian hal itu belum tentu minuman pasti masuk ke dalam mulut kita karena bisa jadi air itu terjatuh sebab sesuatu tertentu yang mnnyebabkan tidak jadi dituangkan ke dalam mulut kita. Bahkan sekalipun minuman itu sudah ada di dalam mulut kita belum tentu benar2 bisa masuk ke dalam perut kita karena bisa jadi keluar kembali karena sebab tersedak misalnya. Artinya bahwa kita haruslah percaya penuh bahwa hanya milik Allah lah segala keputusan dan kejadian. Disinilah ketakwaan itu dilatih.
Manakala ketiga dimensi sikap ini mampu dihadirkan dan diniatkan dengan kuat untuk diistiqomahkan dalam menjalaninya pasca ramadhan, maka in syaa Allah itulah hasil nyata ramadhan, yaitu adanya atsar (bekas, jejak) perubahan perilaku baik pada bulan-bulan sisanya dalam setahun pasca ramadhan. Inilah pribadi taqwa yang diharapkan hasilnya dari puasa ramadhan yang dijalankan. Rasulullah sangat mencintai amal yang istiqomah.
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اﷲِأَدْومُهَا وَإِنْ قَلَّ (رواه الشيخان عن عائشة)
“Pekerjaan-pekerjaan (yang baik) yang lebih disukai Allah adalah pekerjaan yang terus-menerus (dawwam) dikerjakan walaupun pekerjaan itu sedikit”. (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah).
Semoga Allah swt selalu membimbing kita untuk istiqomah dalan meniti jalanNya guna mendapatkan ridho dan kecintaan dariNya. Aamiiiin….
AMS.12.4.19
————————————————–
Penulis buku-buku berjudul : Hati Nurani Series
Klik: www.insandinami.com