SURABAYA – Mengisi malam tanggal 15 bulan Sya’ban atau biasa disebut malam Nisfu Sya’ban telah lama menjadi tradisi yang dilakukan ulama salafu al-shalih. Mereka mengisi dengan kegiatan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, dan puasa. Begitu pula amalan yang diajarkan oleh Abina K.H. M. Ihya Ulumiddin. Beliau memerintahkan jamaah untuk membaca Surat Yasin tiga kali yang bisa dilaksanakan setelah magrib atau setelah isya. Pembacaan tersebut diiringi doa tertentu seperti memohon kepada Allah agar diberikan berkah umur, harta, kesehatan, dan kaya hati disertai taufiq Alloh ta’ala dan ketaatan ibadah; memohon kelembutan-Nya dan meringankan bencana apapun yang terjadi karena dosa manusia dengan rahmat-Nya; memohon keteguhan hati dari ujian agama dan mohon husnul khotimah. Pada Nisfu Sya’ban kali ini (24/02/2024) Abina mengikuti peringatan yang diselenggarakan Far’i Surabaya bertempat di Sentra Dakwah Al Haromain Ketintang, Gayungan, Surabaya.
Sejak sore hari, tamu-tamu mulai berdatangan dari berbagai penjuru Surabaya dan sekitarnya. Mereka mengikuti pembacaan Surat Yasin setelah shalat maghrib. Di dalamnya dibaca juga Hizib Nashar untuk menyikapi perkembangan kondisi politik di Indonesia. Kegiatan dilanjutkan setelah shalat isya dengan ngaji mukhtashar (ringkasan) kitab karya Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki, Ma Dza fi Sya’ban bersama Ustadz Kholili, menantu Abina. Di dalam ngajinya, Ustadz Kholili menyampaikan keutamaan bulan Syaban. Diantara keutamaan-keutamaan tersebut yakni Bulan Sya’ban merupakan bulan dipindahkannya arah kiblat dari Masjid Al-Aqsa ke Kakbah dan bulan diturunkannya ayat yang berisi perintah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Oleh karena itu, di bulan ini dianjurkan memperbanyak pembacaan shalawat. Di Bulan Sya’ban pula, waktu di mana Nabi shallallahu alaihi wasallam memperbanyak puasa sehingga lebih banyak dari bulan-bulan lain di luar Ramadan.
Kegiatan kemudian berlanjut pada Ahad dinihari dengan pelaksanaan qiyamullail (shalat malam) delapan rakaat dan shalat witir tiga rakaat. Setelah shalat witir, jamaah dijamu dengan menu sahur. Kegiatan kemudian berakhir setelah shalat subuh dan pembacaan wirid bersama Abina.
Kontributor: TI Haryadi