oleh | Ust. Ahmad Syarifuddin
Pengasuh PonPes Al-Haromain Boyolali.
Apakah Kitab Suci Al-Qur’an memiliki kesaktian? Sebagai suatu mukjizat terbesar yang pernah ada di muka bumi, otomatis dia memiliki kesaktian. Al-Qur’an adalah Kitab Suci sekaligus Kitab Sakti. Namun, berbeda dengan Pancasila, hari-hari kesaktian Kitab Suci Al-Qur’an tidak pernah kita memperingatinya.
Di masa-masa dahulu, kesaktian Al-Qur’an telah terabadikan dalam tinta sejarah. Masuk Islamnya sahabat Umar bin Khatthab, juga sahabat Usaid bin Hudair. Tercengangnya duta kaum kuffar Quraisy, yakni Abul Walid (Utbah bin Rabiah). Kekerdilan nabi palsu Musailimah Al-Kadzdzab kala menentangnya. Kebenaran berita Al-Qur’an tentang Walid bin Mughirah dan Abu Jahal. Dan sekian banyak catatan sejarah otentik lainnya yang tak terhitung.
Baca juga: Motivasi Membaca Al-Qur’an
Dan eksistensi kesaktian Al-Qur’an pun dapat kita saksikan hingga sekarang ini.
Pada saat umat Islam melaksanakan puasa Ramadhan tahun 1431 Hijriyah yang lalu, seorang pastor di Florida Amerika Serikat, Terry Jones, menyerukan kepada seluruh gereja dunia dan warga Amerika untuk terlibat memperingati Tragedi 11 September 2001 (robohhnya Gedung Kembar WTC) dengan gerakan yang ia sebut dengan International Burn a Koran Day (Hari Membakar Al-Qur’an Internasional).
Gayung pun bersambut. Seruan Terry Jones mendapat respons dari berbagai pihak. Berbagai komentar sangat kotor dan kental dengan aroma kebencian terumbar melecehkan dan menghina Al-Qur’an.
Rencana pembakaran Al-Qur’an itu menjadi topik hangat di berbagai belahan dunia. Menjelang tanggal 11 September 2010, peringatan runtuhnya menara kembar, mereka yang berencana melakukan pembakaran itu tetap kukuh dengan keinginan mereka, walaupun berbagai pihak mencela rencana tersebut.
Bob Old, salah satu pendeta yang paling getol ingin melaksanakan rencana itu, tidak pernah menggubris suara kiri-kanan yang mengingatkannya. Kebenciannya terhadap umat Islam dan Al-Qur’an sudat berurat berakar. “Tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi aku dan jemaatku melakukan pembakaran itu,” ujarnya.
Pada peringatan peristiwa 11 September tersebut, kenyataannya hanya kelompok Pastor Bob Old dan Pendeta Danny Allen yang tetap melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an. Kelompok yang besar, seperti kelompok Pastor Terry Jones, sudah mengurungkan niat mereka.
Akhirnya peringatan peristiwa 11 September mengalami antiklimaks. Tanggal 20 September 2010, berbagai media online dan kantor berita internasional mengabarkan bahwa Pastor Bob Old tewas terbakar dalam kecelakaan mobil yang tragis di Tennessee. Polisi menemukan, Kitab Suci Al-Qur’an di mobilnya yang hangus terbakar itu tetap utuh. Allahu Akbar!
Demikianlah Allah menunjukkan kesaktian Al-Qur’an. Sebelumnya pada perang Afghanistan, seorang mujahid tertembak dadanya, subhanallah, peluru tidak menembus dadanya, karena terhalang oleh kitab kecil di saku bajunya. Kitab kecil itu adalah kitab kumpulan wirid (Hishnul Muslim) yang dikompilasi dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Pada sekitar tahun 1940-an, seorang profesor di Jerman mendirikan pusat studi kritis mengenai Al-Qur’an. Berbagai pakar dia kumpulkan untuk mengkritisi Al-Qur’an. Tidak kurang dari 40.000 (empat puluh ribu) manuskrip kuno berhasil ia kumpulkan untuk membuat Al-Qur’an dalam versi lain (versi tandingan). Sebuah upaya dan kerja keras yang luar biasa. Apakah jerih payah ini berhasil? Allah Maha Besar. Ketika upaya mereka mencapai puncaknya, tiba-tiba sekutu memborbardir Jerman, termasuk meluluhlantakkan gedung pusat studi tersebut. Pudarlah angan-angan mereka untuk membuat Al-Qur’an tandingan. Subhanallah.
Demikianlah Al-Qur’an akan selalu menunjukkan kesaktiannya kepada kita. Allah SWT memeliharanya dan akan terus memeliharanya.
Dalam senandung Al-Burdah, Imam Al-Bushiri menggubah kesaktian Al-Qur’an dengan sangat indah,
Ayat-ayat Ilahi
Di sisi kita kekal abadi
Mengungguli mukjizat para nabi
Mukjizat yang datang tiada lestari.
Sungguh kokoh itu Al-Qur’an
Tak tinggalkan kerancuan-kerancuan
Bagi yang punya perselisihan
Dan tak perlu cari hakim kebenaran.
Sama sekali Al-Qur’an tidak ditentang
Kecuali akan kembali dari medan perang
Musuh yang sangat hebat dan parah
Dalam keadaan tunduk dan berserah.
Keindahan sastranya
Menaklukkan penentangnya
Bagai pencemburu membela keluarganya
Dari tangan jahil yang menjamahnya.
Bagi Al-Qur’an berlimpah banyak makna
Bertambah-tambah bak ombak samudera
Keindahan dan nilainya
Melebihi mutiara samudera.
Keajaiban ayat-ayat Al-Qur’an
Tak bisa dibatasi hitungan
Maknanya nan banyak bertebaran
Sama sekali tak membosankan.
Jangan heran pada pendengki
Yang berusaha mengingkari
Pura-pura bodoh diri
Padahal ia cerdas dan mengerti.
Terkadang mata sakit mengingkari
Pada sinar matahari
Segar air terkadang lidah pungkiri
Karena sakit yang menyelimuti.
[]