CAHAYA FAJAR | JANGAN DIAM SAJA
oleh | AMS
Lempar batu sembunyi tangan. Inilah kata yang tepat menggambarkan suasana saat ini. Disaat banyak kecurangan dan kedhaliman yang terjadi dalam pelaksanaan kontestasi begitu amat massif, sistematik, terstruktur dan terang benderang. Lalu masih saja ada sebagian orang yang memilih sikap diam atas berbagai persoalan ini, sementara dahulunya menjadi bagian dari kelompok yang saat ini banyak melakukan kecurangan dan kedhaliman.
Kemudian mereka seakan cuci tangan dengan berargumen, “kan sudah ada mekanisme konstitusionalnya..?.serahkan dan percayakan saja pada yang berwenang menyelesaikan..”.
Pertanyaannya, cukupkah hanya dengan berteriak demikian ? Dimanakah tanggung jawab moralnya ?. Apakah kecurangan dan kedhaliman itu adalah tindakan yang dibenarkan ?. Apakah kalian diam dikarenakan bukan kelompok kalianlah yang dirugikan ?. Jika benar kalian seorang penegak keadilan yang selalu teriak tentang HAM, lalu mengapa saat ini kalian diam ?. Apakah keadilan itu hanya berlaku pada sebagian orang atau kelompok saja ? Apakah keadilan hanyalah milik satu kelompok saja dan boleh berlaku curang dan dhalim bagi kelompok lainnya ?
Tidak ‼ sekali lagi, Tidak ‼. Keadilan itu berlaku universal, harus ditegakkan pada siapa saja, bahkan terhadap orang yang kita benci sekalipun, jangan sampai kita berlaku tidak adil.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maaidah: 8)
Setiap kita tidak boleh diam atas kemungkaran dan kedhaliman yang secara terang benderang tampak dihadapan mata kita. Karena membiarkan kecurangan dan kedhaliman berarti kita ikhlas atas datangnya bencana. Allah swt berfirman :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah diri kalian dari fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian, dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfaal : 25)
At-Thabari menyampaikan sebuah riwayat dari Ibn ‘Abbas tentang ayat ini, Ibn ‘Abbas berkata: “Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran yang tampak di hadapan mereka, jika demikian (tetap mendiamkan) maka Allah akan menimpakan azab yang berlaku umum.”
Karena itu, jangan diam ‼ Tidak bisa kalian diam saja. Kalian harus ikut bertanggungjawab. Terlebih bagi kalian yang sebelumnya berada di gerbong para pembuat curang dan dhalim hari ini. Diam itu sama dengan mengiyakan kedhaliman dan itu sama dg melakukan kedhaliman yg serupa. Seruan yang sama juga berlaku bagi siapa saja yang masih memiliki hati nurani dan akal sehat untuk turut menyuarakan penolakan atas kecurangan dan kedhaliman.
Bagaimana kita harus bersikap atas berbagai kecurangan dan kedhaliman yang ada ?.
1. Melakukan pembelaan terhadap mereka yang didhalimi. Bentuk pembelaan bisa dalam wujudnya menggunakan segala potensi diri yang dimilikinya untuk mencegah kecurangan, kedhaliman dan kemungkaran yang terjadi. Jika kita punya kuasa, maka lakukan dengan kekuasaannya. Jika mampunya berteriak dengan lisan, maka lakukan dengan lisannya (termasuk tulisan). Agar pelakunya tersadar atau penguasa bersedia belaku adil dan menegakkan keadilan. Nabi bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah ia dengan tangan, jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisan, jika tidak mampu, maka dengan hati (dengan menunjukkan ketidak ridhaan terhadap kemungkaran tersebut), dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
2. Berdasarkan sabda Nabi diatas, jika tidak bisa berbuat lebih, maka dooakan agar pelaku kecurangan disadarkan atau jika tidak dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang setimpal. Disinilah perlunya gerakan doa dengan mengaduh pada Allah swt agar Allah swt memberikan balasan bagi para pendhalim (dhalimiin). Doa adalah kekuatan dan senjata kaum muslimin yang mampu menggetarkan langit dan menurunkan keridhoaanNya dengan mendatangkan bala bantuan dengan caraNya. Sebagaimana Allah swt datangkan tentara nyamuk untuk mengakhiri keangkuhan Namrud, menguasakan pada air untuk menenggelamkan kesombongan Fir’aun, memerintahkan burung ababil untuk menghentikan laju pasukan gajah raja Abrahah, mengirimkan Dawud yang kecil dalam pasukan Thalut untuk mengalahkan kedigjayaan Jalut. Tidaklah sulit bagi Allah swt untuk membalikkan kekuasaan. Karena milik Allah -lah segala kekuasaan di langit dan di bumi.
Mari gemakan Gerakan Munajat Doa dengan niat agar para pelaku kedhaliman disadarkan oleh Allah swt atau jika tidak, dibalas dengan balasan yang setimpal dan ditumbangkan olehNya. Bacalah setiap bakda solat maghrib atau isya’ atau subuh, doa berikut :
1. Bacalah doa ini 100x
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَـٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِی ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَاۤءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَاۤءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاۤءُۖ بِیَدِكَ ٱلۡخَیۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ قَدِیرࣱ
2. Bacalah ayat ini sebanyak 100x
وَقُلۡ جَاۤءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَـٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَـٰطِلَ كَانَ زَهُوقࣰا
4. Bacalah QS. Al fiil sebanyak 7x dan pada saat kata ترميهم ucapkan sebanyak 11x tanpa nafas.
5. Bacalah hizb Akbar sebanyak 11x pada saat kalimat فسيكفيكهم الله baca 7x
بسم الله الاكبر وهو حرز مانع مما اخاف واحذر لا قدره لمخلوق مع قدرة الخالق يلجمه بلجام قدرته احما حميثا اطما طميثا وكان الله قويا عزيزا حمعسق حمايتنا كهيعص كفايتنا فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
Semoga Allah swt mencatat diri kita dalam golongan orang2 yang peduli pada kebenaran dan tidak digolongkan dalam orang2 yang berada dalam gerbong kemungkaran. Semoga sekecil apapun keberpihakan kita dicatat sebagai bagian dari golongan kanan ash haabul yamiin yang kelak diridhoiNya. Aamiiiiin…
————————————————–
Disarikan dari buku-buku berjudul : Hati Nurani Series Karya AMS
Kunjungi website kami www.insandinami.com