CAHAYA FAJAR | INDONESIA (MASIH) SAKTI ?
oleh | AMS
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia telah membuktikan keperkasaannya dan kesaktian dirinya. Tampak dalam catatan sejarah bahwa Indonesia mampu keluar dari penjajahan sekalipun hanya dengan bambu runcing saat berperang melawan penjajah ? Bahkan berulangkali komunis melakukan serangkaian teror dan percobaan kudeta berdarah selalu gagal sekalipun telah membunuhi banyak santri dan ulamanya serta para jenderal patriot bangsa.
Mengapa Indonesia sakti ?. Pertanyaan ini patut diajukan agar setiap kita tidak gagal paham dalam memahami perjalanan sejarah bangsa. Secara sederhana, Indonesia sakti karena dua hal, pertama, karena indonesia sebagai sebuah bangsa masih dijaga oleh para ulamanya dan para ulamanya masih dijaga oleh bangsanya. Karena keberkahan bersama dengan ketaatan dan ketaqwaan penduduknya, berkat doa-doa orang shalihnya atas bangsa ini agar Allah bersedia mengampuni dosa para penduduknya yang sebab ampunan-Nya maka dibukakanlah keberkahan atau kesaktian atas bangsa ini. Allah memberikan keperkasaan kesaktian negeri ini karena ulamanya.
… إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun. (QS. Fathir : 28)
Kedua, sebagai sebuah negara, karena negara ini dibangun diatas landasan ketuhanan dalam sila pertamanya yang diyakini melandasi dan menjiwai sila-sila lainnya dalam lima sila yang ada serta landasan bernegara yang terangkum dalam undang-undang dasarnya dan dasar negaranya masih dipakai dalam dengan sungguh-sungguh dalam menata kehidupan bernegara. Namun apa jadinya jika para penjaganya telah dijauhkan ? dan bagaimana pula jika dasar landasannya di rusak ?
Masihkah Indonesia Sakti?, jika para penjaganya tak lagi dijaga, jika para ulamanya yang tulus menjaga negeri ini dari rongrongan penjajahan dianggap bersalah dan menjadi terdakwa sementara para pengkhianatnya diminta menjaga. Masihkah indonesia sakti jika para ulamanya yang bersuara lantang menolak penjajahan dan kedhaliman di anggap akan melakukan makar. Sementara sebagian lainnya yang diberi amanah rela dan ikhlas menyerahkan diri pada dijajah ?.
Masihkah Indonesia sakti ?, jika para ulamanya dan cerdik pandainya yang bersuara kritis atas bahaya komunisme dianggap menyebarkan berita bohong, hoax sementara para aparat negaranya (pura-pura) hilang sensitifitasnya atas ancaman dan melupakan pengkhianatan kalangan komunis. Padahal bahaya komunisme adalah bahaya laten bagi tegaknya dasar negara yang berketuhanan.
Masihkan Indonesia sakti ?, jika dasar negara atau dasar filsafat negaranya tidak lagi ditegakkan bahkan dirusak tanpa disadari oleh para pelakunya. Dasar negara yang termaktub dalam sila pertama inilah yang memberikan energi dasar kesaktian, Ketuhanan Yang Maha Esa. Disaat Indonesia mendeklarasikan sebagai suatu negara yang bertauhid maka ia seakan menjadi password pembuka kesaktian (keberkahan). Karena dengan demikian modal dasar dalam menjadikan seluruh aktifitas kebangsaannya (implementasi atas semua sila) bermuara pada satu tujuan yaitu mengEsakan atau mentauhidkan Allah swt dan dengannya kesaktian Indonesia akan muncul.
Namun jika bangsa Indonesia rela dan ikhlas serta permissive atas perusak tauhid, yaitu komunisme dan liberalisme maka sebenarnya akan merusak password kesaktiannya, karena musuh tauhid adalah ingkar atas keEsaan Tuhan (baik yang menyatakan diri tidak percaya Tuhan atau percaya atas banyak Tuhan) sehingga dengan demikian rusak pulalah seluruh implementasi semua sila dari dasar negara.
Sila ketuhanan menjiwai seluruh sila lainnya. Ia ibarat ruh bagi bangsa ini. Jiwa ruhnya lepas maka bangsa dan negara ini tak ubahnya tubuh atau jasad tanpa ruh. Ia telah mengalami kematian dan kehancuran menjadi tulang belulang yang berserakan. Negara ini tidak lagi berarti dan tidak akan berharga dalam percaturan berbangsa. Tidak ada lagi kewibawaan sebagai sebuah bangsa.
Disaat ruh kebangsaannya lepas maka hilanglah nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bagi rakyatnya. Keadilan hanya akan milik penguasa dan para pendukungnya, hukum menjadi tunduk pada kekuasaan dan kekuatan materi, tajam ke bawah tumpul ke atas. Demikian pula negara tak lagi beradab dan tak mampu membangun peradaban. Sebab adab atau akhlaq telah ditanggallkan berbarengan dengan tanggalnya rasa bertauhid atau berketuhanan dan pengEsaan atas Tuhan hanya menjadi bagian dari seremoni belaka.
Masihkah Indonesia sakti ? Manakala ruh tauhid lepas, maka Indonesia akan kesulitan mewujudkan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tauhid itu adalah tali pengikat yang kuat bagi seluruh umat manusia. Ia melahirkan rasa kebersamaan, kepedulian, perasaan satu tubuh sehingga lahir sikap gotong royong, rela berkorban, toleransi dan menjaga integrasi kebangsaan. Namun jika ruh nya hilang, maka hilanglah semua itu dan yang tersisa hanyalah sikap saling curiga, pertikaian, permusuhan, perpecahan yang berujung pada kehancuran kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masihkah Indonesia sakti ? Saat ruh kebangsaan telah lepas dari jasad negeri ini. Maka nilai-nilai kebijaksaan pengelolaan negara tidak lagi bijaksana karena keberkahan musyawarah telah tergantikan dengan kebebasan ala barat sehingga kemuliaan kalangan cerdik pandainya (orang shalih, cendekiawan, ulama) menjadi sama dengan para penjahatnya (tholih) dalam konsep one man one vote dalam sistem pilihan langsung (ala demokrasi liberal) yang melahirkan kekacauan dan keterbelahan bangsa serta menghabiskan biaya yang sangat mahal. Sementara secara dialektik Allah mempertanyakan dalam Firman-Nya agar kita mau sadar :
أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar : 9)
Masihkah Indonesia sakti ? Manakala telah hilang ruh ketuhanan maka keberkahan atas negerinya ikut lenyap sehingga negara tak lagi mampu menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena tanah tak lagi subur, air tak lagi bersih, udara tak lagi menyehatkan, potensi negeri tak bisa dijaga dengan baik sehingga berpindah tangan (pengelolaan) tidak lagi oleh generasi terbaik bangsanya namun dikuasai oleh bangsa lain. Sehingga tanah air tak lagi mampu mensejahterakan rakyat pemilik negeri. Rakyat tak lagi menjadi tuan di rumahnya sendiri, bahkan tetamu yang datang lebih berkuasa dan sejahtera dari pada tuan pemilik negerinya. Jika demikian, apakah Indonesia tak lagi sakti ?.
Semoga kita masih mampu menjaga kesaktian dan keberkahan bangsa dan negeri ini dengan tetap istiqomah terus berjuang mempertahankan nilai tauhid dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju negeri yang thayyibah wa rabbun ghafur. Aamiiiin…
AMS.1.6.2019
————————————————–
???☘???❤?☘
#pesantrenmahasiswa
#tanwiralafkar
#sentradakwah
#pesantrenleadership
#motivatornasional
#penulis_buku_hatinurani
Klik web kami :
www.insandinami.com
? AYO SHARE DAN VIRALKAN KEBAIKAN