Bertemu Waraqah

Sejenak Pagi | SIROH NABAWIYAH (81) Bertemu Waraqah

Tidak lama kemudian, Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Saat itu, Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam sedang melaksanakan thawaf. Sesudah Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam menceritakan keadaannya, Waraqah berkata, “Demi Dia yang memegang hidup Waraqah, engkau adalah nabi atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pernah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan, disiksa, diusir, dan diperangi orang. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Alloh dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula.”

Kemudian, Waraqah mendekat dan mencium ubun-ubun Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.

Kini Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam memalingkan wajah ke sekitarnya, melihat orang-orang yang menyembah patung-patung batu. Orang-orang ini juga menjalankan riba dan memakan harta anak yatim. Mereka jelas-jelas berada dalam kesesatan. Kepada orang orang inilah Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam diperintahkan untuk menyeru agar mereka menghentikan perbuatan perbuatan itu.

Namun, apakah mereka mau berhenti begitu saja? Orang orang Quraisy itu benar-benar amat kuat dalam memegang keyakinan mereka.

Orang orang itu bahkan siap berperang dan mati untuk mempertahankan keyakinan mereka. Untuk itu, Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam memerlukan datangnya wahyu penuntun lagi.

Namun, wahyu yang dinanti Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam ternyata tidak juga turun. Jibril tidak pernah datang lagi untuk waktu yang lama.
Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam merasa amat terasing. Rasa takutnya kembali muncul. Beliau takut jika Alloh Ta’ala melupakan bahkan tidak menyukainya. Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam kembali pergi ke bukit dan menyendiri lagi di Gua Hira. Ingin rasanya beliau membumbung tinggi dengan sepenuh jiwa, menghadap Alloh Ta’ala, dan bertanya mengapa dirinya seolah ditinggalkan.

Apa gunanya hidup ini kalau harapan besar Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam untuk menuntun umat ternyata menjadi kering.
Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam saat itu, benar benar hampir merasa putus asa.

Surat Adh Dhuha
Tiba-tiba, wahyu itu turun:
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
Surah Ad-Duha dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
(QS. Adh Dhuha 93: 1-11)

Rasa cemas dan takut di hati Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam kini hilang sudah. Betapa damainya firman Alloh Ta’ala itu terasa di hati beliau. Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam harus menjauhi setiap perbuatan mungkar dan membersihkan pakaian. Beliau harus mengajak orang mengingat Alloh Ta’ala.
Beliau harus tabah menghadapi gangguan, tidak boleh menolak orang yang meminta bantuan, dan berlaku lembut kepada anak yatim.

Alloh Ta’ala juga mengingatkan bahwa Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam yatim, lalu Alloh Ta’ala melindunginya lewat asuhan kakeknya, Abdul Muthalib, dan pamannya, Abu Thalib.

Dulu, Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam hidup miskin, lalu Alloh Ta’ala memberinya kekayaan. Alloh Ta’ala pula yang telah menyandingkan beliau dengan Bunda Khadijah, yang menjadi kawan semasa muda, kawan semasa beliau ber-tahannuts, kawan yang penuh cinta kasih, yang memberi nasihat dengan rasa kasih sayang.

Alloh Ta’ala telah mendapati Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam tidak tahu jalan, lalu diberi-Nya beliau petunjuk kenabian. Cukuplah semua itu.
Hendaklah mulai sekarang, Rasululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasallam mengajak orang kepada kebenaran, sedapat mungkin, sekuat mungkin.

Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad, Wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad

Wallahu A’lam Bisshawab

Yaa Alloh Yaa Robb…
Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami.
Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.

Yaa Alloh Yaa Robb…
Sehat dan sembuhkan saudara dan sahabat kami yang sakit.
Jadikanlah sebaik-baik amal kami pada penutupannya.
Jadikan kami dan keluarga kami sehat dzohir dan bathin.
Lindungilah kami dari berbagai penyakit, bencana dan kesulitan lainnya.
Jadikan kami, insan yang pandai bersyukur dan bisa membahagiakan orang lain.
Jadikan kami menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Jadikan negri ini menjadi lebih baik.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

youtube.com/@djoeprichannel
sejenakpagi
????❤????