CAHAYA FAJAR | ANTARA ULAMA DAN UMARA
oleh | AMS
Tulisan ini tidak untuk maksud mempertentangkan antara keduanya, namun mari kita melihat mana yang perlu lebih didahulukan diantara keduanya disaat kita harus memilih dan mengikuti kebenaran di zaman fitnah ini.
Dalam peribahasa madura, ada satu istilah “bâpak bâbuk guru rato”, artinya bapak, ibu, guru (ulama), ratu (penguasa, umara). Makna peribahasa ini tidaklah sesederhana kalimat yang terucap, namun lebih memberikan arahan tentang struktur atau level penghormatan, pengagungan (penta’dhiman) dan ketaatan seseorang. Level pertama (tertinggi) ketaatan seseorang adalah terhadap kedua orang tua (bapak dan ibu) yang tentu tidak ada khilaf atas persoalan ini, tentu level paling utama adalah ketaatan terhadap Allah swt yang sudah mafhum dipahami oleh orang yang beriman.
Kedua adalah ketaatan terhadap guru dalam hal ini ulama, ahli agama yang mengajarkan akan pengenalan terhadap Tuhan dan memberikan arahan atas nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Ketaatan terhadap ulama ini hanya berjarak satu level saja dibawah orang tua. Diletakkan pada posisi terhormat dalam pengagungan dan pengkhidmatan.
Ketiga adalah umara (ratu). Level ketaatan dibawah ulama. Mengapa demikian? Karena umara bertugas mengelola kehidupan bermasyarakat, menjalankan fungsi manajerial untuk mengantarkan masyarakat menjadi lebih tertib, teratur dan sejahtera.
Mana yang lebih utama dan di dahulukan dalam ketaatan, penghormatan dan pengagungan ?. Maka tentu ulama haruslah lebih tinggi daripada umara. Ulama adalah panutan bagi ummat yang mengajarkan kebaikan dan menanamkan nilai kebenaran. Ulama haruslah dijunjung lebih tinggi karena mereka adalah pewaris para nabi. Ulama berada dalam posisi sakral, spiritual, ukhrawi dan dianggap suci. Sementara umara itu profan, duniawi, bahkan cenderung dianggap kotor. Karena kekuasaan itu cenderung korup, the power tend to corrup.
Seruan ulama lebih dimaksudkan untuk kepentingan amar ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan melindungi ummat dalam kebaikan dan menyelamatkan ummat dari kehancuran baik di dunia maupun di akhirat. Sementara seruan penguasa dimaksudkan untuk mengelola kebaikan sosial dan tidak jarang pula bersembunyi kepentingan kekuasaan yang disana ada nafsu individu dan kelompok. Karena itu adalah naif jika ummat mengesampingkan seruan ulama.
Dalam suasana kehidupan yang semakin semrawut, sulit membedakan mana kebenaran dan mana kebohongan, manusia telah kehilangan pegangannya, maka pilihan yang tepat agar tidak terjerembab dalam kenistaan kehidupan dunia ini maka ikutilah seruan ulama yang lurus dan ulama yang tegas dalam menyuarakan kebenaran dan menegakkan nahi mungkar. In syaa Allah semoga kita terselamatkan dari fitnah akhir zaman ini.
جاء في الأثر: إذا اختلف الناس فانظروا ماعليه أهل الثغر-أو فاسألوا أهل الثغر-فإن الله يقول: “والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِين”
Sebagaimana terdapat dalam sebuah atsar (yaitu dari seorang tabi’in Sufyan bin Uyainah salah seorang Ulama salaf, berkata) : Jika di akhir zaman nanti kalian mendapati perselisihan di antara umat, maka wajib bagi kalian mengikuti ahli tsughur — atau bertanyalah ( berpeganglah pada fatwa) Ulama Ahluts Tsughur. Karena Allah — (akan memberikan hidayah atau tuntunan kepada mereka)– berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)
Apa yang dimaksud dengan Ahluts Tsughur?. Ahluts Tsughur adalah Ahlul Jihad, para ulama yang berada di front-front jihad. Ahli tsughur adalah orang-orang yang mengintai musuh agar tidak menyerang mereka karena lalai. yaitu para ulama yang tegas dalam menyuarakan amar ma’ruf nahi mungkar di tengah-tengah ummat yang dakwahnya ditujukan untuk melindungi ummat dari kehancuran sebab berbagai kemungkaran yang merajalela, para ulama yang telah hilang urat takutnya pada manusia yang melakukan kedhaliman dan hanya takut pada Allah swt semata.
Dengan mengikuti seruan dan fatwa mereka (ulama ahli tsughur) maka Allah swt akan memberikan jalan keselamatan bagi ummat sebab Allah swt telah membimbing para ulama ahli tsughur itu dengan hidayah dan petunjukNya. Ikutilah jalan mereka dan tunduk patuhlah pada fatwa dan seruannya ‼. In syaa Allah kita terselamatkan.
Semoga Allah swt menganugerahkan kepada bangsa ini umara yang takut pada Allah swt dan peduli, amanah dan adil pada rakyatnya. Serta semoga kita diberi keikhlasan untuk mengikuti jalan petunjuk para ulama yang lurus berjuang di jalan Allah swt. Semoga kita diselamatkan oleh Allah swt di dunia dan di akhirat kelak. Aamiiin…
AMS.03.4.19
————————————————–
Penulis buku-buku berjudul : Hati Nurani Series
Klik : www.insandinami.com