Sejenak Pagi #31 : Mengejar Bayang-bayang
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
“Siapa yang obsesi hidupnya akhirat, maka Alloh akan menjadikan kekayaannya berada di dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Sebaliknya, siapa yang menjadikan dunia sebagai obsesinya, maka Alloh akan meletakkan kefaqiran (kurang terus) di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan urusannya, sementara dunia tidak mendatanginya kecuali sebatas apa yang telah ditakdirkan baginya.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah mengatakan :
“Dunia itu ibarat bayangan, bila kau kejar, dia akan lari darimu. Tapi bila kau palingkan badanmu, dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu.”
Setiap potongan hidup selalu menyajikan pilihan-pilihannya sendiri.
Kita hanya punya dua pilihan, mengejar bayangan semu atau berbalik menuju kepastian akhirat.
Teruslah melangkah maju…
Sesekali lihatlah bayang (dunia) itu, karena Alloh azza wa jalla berfirman :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (berupa kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashshash: 77)
Sebagian orang menyangka bahwa maksud ayat ini adalah anjuran untuk menyeimbangkan (50 : 50) antara kehidupan dunia dan akhirat. Padahal tidak, justru ayat ini menjelaskan agar manusia sepenuhnya mencari karunia akhirat dan menjadikan dunianya sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat. Sehingga apapun pekerjaan duniawi yang ditekuni seseorang -selama itu halal-, hendaknya membuat ia semakin bersemangat dalam meraih akhiratnya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh mayoritas ahli tafsir.
Dalam tasfir As-Sa’di rahihumulloh menjelaskan “Engkau memiliki berbagai sarana untuk menggapai kebahagiaan akhirat berupa harta, dimana hal tersebut tidaklah dimiliki oleh orang lain selain dirimu. Maka raihlah dengan harta tersebut apa yang ada disisi Alloh. Berinfaklah dengannya, jangan menggunakannya sebatas untuk memenuhi kebutuhan syahwat dan berbagai kelezatan semata.
“Jangan lupakan bagianmu di dunia”. Maksudnya, Alloh tidak memerintahkan supaya manusia menginfakkan seluruh hartanya, hingga ia terlantar. Namun infakkan dengan niat untuk kebahagiaan akhiratmu.
Fokuslah menuju akhirat, berjalanlah menujunya, namun jangan lupakan duniamu sebagai sarana meraihnya. Sebab Alloh tak memuji mereka yang terus-menerus beribadah dan melupakan dunia, tapi Dia memuji mereka yang melakukan pekerjaan dunia namun hati mereka terpaut pada Alloh.
Alloh.SWT berfirman:
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Alloh, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”
(QS. An-Nur:37).
Rasululloh.SAW berdoa:
Ya Alloh, perbaikilah agama kami yang merupakan sandaran segala urusan kami. Dan perbaikilah urusan dunia kami yang merupakan tempat tinggal kami, dan perbaikilah akhirat kami yang merupakan tempat kembali kami. Dan jadikanlah kehidupan kami sebagai tambahan bagi kebaikan kami dan kematian kami sebagai tempat istirahat dari segala kejelekan kami.”
(HR Muslim)
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
?❤?
———————————
Ikuti perkembangan Persyadha terbaru melalui:
? Website: https://persyadha.org
? Video Taklim: youtube/taklimtube
? FanPage: fb/persyadha/
? Twitter: @persyadha