Sejenak Pagi #127 Romadhon 24
Selembar kertas itu masih dipegangnya dengan gemetar. Ia telah membaca sampai baris terakhir, dan tak kuasa membendung penyesalan yang menyudut di setiap rusuknya.
Dinding kamar itu mendadak buram, karena air mata yang tak bisa berhenti menyapu pandangannya. Sesekali ia menatap lembaran dalam genggamannya, kemudian berganti memandang gadis kecilnya yang tertidur di kasur.
Semua diawali karena ia ingin memastikan putrinya sudah mematikan lampu kamarnya, namun selembar kertas di atas meja belajar mencuri perhatiannya. Tampaknya putri kesayangannya itu kelelahan menulis surat sampai tertidur.
Surat untuk siapa gerangan? Apa isinya? Segera saja ia meraihnya, lalu mendudukkan tubuhnya di bibir kasur agar tidak mengganggu si gadis kecil.
Dear Romadhon,
Tampaknya engkau sudah bisa pergi sekarang
Aku tahu memang belum waktunya
Aku juga tahu sisa harimu masih beberapa
Tetapi engkau sudah tidak dikehendaki lagi di rumah ini
Aku tidak ingin melihatmu bersedih
Jadi segeralah pergi saja
Aku tak tega melihatmu dicampakkan
Bunda sudah sibuk dengan baju lebaran, kue kuenya, dll
Setiap hari berburu diskon di mall
Ayah kelihatannya sudah bosan
Menjamu dirimu terlalu lama di rumah ini
Ayah sudah tidak pernah memegang mushaf lagi
Tarawih pun bisa dikalahkan dengan acara televisi
Begitu juga Kakakku
Kakak semakin sibuk dengan medsosnya
Apa Kakak lupa engkau masih bertamu di sini? Entahlah
Romadhon,
Tidak sadarkah engkau bahwa orang-orang dewasa sudah tidak peduli lagi
Keberadaanmu dianggap tiada
Hari-hari terakhirmu diabaikan
Bagaimana aku tega melihat semua ini?
Kenapa engkau tidak pergi saja
Pergilah sejauh-jauhnya.
Jika tuan rumah sudah jenuh dengan tamunya.
Mengapa engkau masih di sini?
Naluri keibuannya berkata bahwa surat itu adalah isi hati putrinya yang paling jujur.
Kertas itu didekapnya erat-erat, dalam hati ia melirih, “Ya Alloh, terima kasih telah menghadirkan malaikat kecil yang cantik di tengah-tengah keluarga kami. Ampunilah kami yg lalai, yg terlena dan mengabaikan Romadhon. Ya Alloh, disisa waktu ini, berilah kekuatan pd kami dan keluarga, utk bisa mengoptimal diri beribadah padaMu, membaca Al Qur’an dan itikaf di masjidMu, aamiin”
Semoga kita menjadi lebih baik dan bermanfaat
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
😊❤👍