Selama ini penulis menjumpai kondisi guru, orang tua murid dan masyarakat pada kondisi nyaman terutama di sekolah pemerintah. Para murid menjalankan aktifitas pembelajaran seperti saat penulis berada di sekolah tahun delapan puluhan. Sebuah rutinitas menghabiskan materi pembelajaran saja. Para guru terpenting mengisi daftar hadir, nongol di sekolah untuk jalankan tugas menghabiskan target kurikulum atau materi belajar. Para murid nampak bersepatu dan berseragam menjalankan rutinitas tanpa paham arah dan perubahan masa depan. Para orangtua terpaku pada prestasi angka dan nilai ijasah. Demikian pula masyarakat kita tak peduli akan perubahan super dasyat dua puluh tahun mendatang. Semua super canggih yang tidak disiapkan oleh sistem sekolah saat ini. Dari fenomena ini, kita semua wajib bertanya, “Sekolah berkualitas itu sekolah yang bagaimana?” Monggo untuk didiskusikan agar sekolah kita tidak menjadi tempat nongkrong pelajar yang hanya ngobrol masa lampau saja tanpa merencanakan masa depan. Sedikit pemikiran sederhana untuk sekolah berkualitas berikut ini diharapkan membuka peluang diskusi para ahli pendidikan.
#Pertama, memodifikasi kurikulum dari pemerintah dengan kebutuhan iptek yang akan berkembang dua puluh tahun mendatang. Sekolah bukan lagi obrolan cerita dan teori saja. Sekolah merupakan lembaga latihan, praktikum, presentasi dan mewujudkan mimpi para murid.
#Kedua, sekolah harus memadukan antara sekolah, rumah, masyarakat dan kebutuhan dunia. Sekolah harus mewujudkan para murid belajar mandiri. Murid tidak lagi sebagai obyek namun subyek.
#Ketiga, sekolah merupakan sarana terbaik menampung ide, gagasan dan mimpi masa depan para murid. Karena itu sekolah mwngkondisikan para murid berprilaku produktif. Sebaiknya insan sekolah tidak dikerangkeng ide murid. Sekolah bukanlah penjara. Namun wadah berekspresi mewujudkan gagasan produktif
#Keempat, sekolah bukanlah kuburan yang pola kehidupan udah baku. Justru sekolah merupakan kanvas kehidupan yang dibangun agar dapat dinikmati dunia.
#Kelima, mewujudkan ketersedia sumber belajar yang memberi jawaban kehidupan lima bebas atau dua puluh tahun mendatang.
#Keenam, sebaiknya melibatkan wali murid dan masyarakat sebagai guru kehidupan.
Tuntutan sekolah berkualitas sangat nyata, maka semua insan sekolah wajib mendiskusikan, dan mengimplementasikan, “Bagaimana mewujudkan sekolah berkualitas.”
Oleh : Imam Mawardi