Kultum#24 Memaksimalkan Ibadah Malam
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِينُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَمَّا بَعْدُ
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Malam-malam bulan Ramadhan adalah malam penuh keberkahan. Berbagai anugerah dan keberkahan Allah turunkan di malam bulan Ramadhan. Namun sayang, banyak umat Islam tidak dapat memaksimalkannya. Terutama menjelang 10hari terakhir bulan Ramadhan. Lihat saja fenomena sebagian umat yang mulai melupakan shalat Tarawih di masjid. Jamaah semakin ‘maju’, bukan maju dengan bertambahnya orang yang shalat berjamaah, tetapi semakin maju safnya akibat sedikitnya orang yang masih bertahan dalam saf shalat. Bahkan ada yang menyindir bahwa di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, jamaah di masjid semakin banyak, hingga meluber ke mal-mal.
Penyebab fenomena semacam ini tentu karena banyak faktor. Di antaranya adalah kurangnya pemahaman terhadap karakter dan keistimewaan bulan Ramadhan. Hal itu terbukti dari banyaknya orang yang berjubel dan berdesak-desakan “iktikaf”di mal-mal. Mereka lebih senang antri berebut promosi-promosi bonus yang ditawarkan oleh pihak produsen. Padahal saat itu juga, Allah telah memberikan bonus besar-besaran k.yang mau beribadah di bulan Ramadhan. Belum lagi tradisi mudik lebaran.Bukannya dilarang. Namun apabila tidak hati-hati,berbagai bonus yang diberikan Allah di bulan Ramadhan, bisa tercecer habis sepanjang perjalanan mudik kampung.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah ,
Ibadah malam sangat dianjurkan oleh agama,terlebih lagi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana dikatakan oleh Aisyah tentang Rasulullah ,bahwa “Bila ma-suk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan) Rasulullah mengencangkan kainnya (menghidupkan malam) dan mem-bangunkan keluarganya.”
Namun, tentunya ibadah malam tidaklah mudah bagi setiap orang. Hanya mereka yang benar-benar meyakini janji-janji Allah dan Rasul-Nya, yang mampu melaksanakannya,sebagaimana ditunjukkan oleh akhlak para salafus saleh. Al-Qur’an berkomentar tentang mereka,”Lambung-lambung mere-ka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut dan berharap kepada-Nya.” (as-Sajdah: 16), dan “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur (menjelangfajar).”(adz-Dzâriyat: 17-18).
Di samping itu, setan pun tidak akan membiarkan manusia dengan mudah melaksanakan ibadah di malam hari. Ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, di mana pada tiap ikatan tersebut dia membisikkan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan.Jika dia berwudhu, maka lepaslah tali yang lainnya. Jika dia mendirikan shalat, maka lepaslah seluruh tali ikatannya, hingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan itu,maka pagi harinya jiwanya terasa sempit dan malas beraktivitas.”(HR.al-Bukhari dan Muslim).
Jamaah yang berbahagia,
Berbagai keutamaan Allah berikan kepada orang yang mampu menghidupkan malamnya degan berbagai ibadah. Di antara keutamaan itu adalah dicatat sebagai orang yang banyak berzikir kepada Allah (HR. Abu Daud dan Ibnu Mâjah) dan mendapatkan kesempatan untuk terkabulkan doanya. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat,tidaklah seorang muslim menjumpai saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah , baik kebaikan dunia maupun akhirat,kecuali Allah akan memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim). Di samping itu, shalat malam dapat menghapus dosa (kecil) yang telah dilakukan. Rasulullah 紫 bersabda, "Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa.” (HR. at-Tirmidzi).
Melihat berbagai keutamaan tersebut, Rasulullah sebagai orang yang telah diampuni segala dosanya, tecap bersemangat untuk shalat malam. Bahkan diceritakan sampai kedua kaki beliau melepuh pecah-pecah.Ketika halitu ditanyakan,beliau menjawab, “Apakah salah bila aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari-Muslim).
Maka kita, sebagai umatnya, lebih patut untuk shalat malam, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.Jangan sampai malam-malam Ramadhan kita habis di depan TV,di mal, atau begadang tanpa arti.[]