Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Al-Khotthob
“Beliau memiliki sifat halus (lemah-lembut) yang di dalamnya terdapat kekuatan” .Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Al-Khotthob
Salah satu sifat yang ditemukan dalam diri Sayyidina Abu Bakar. Seorang sahabat Rosul yang dikenal sebagai orang yang paling menjaga sunnah-sunnah Rosul. Seorang istimewa yang “persahabatannya” dengan Rosululloh Alloh firmankan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 40,
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Alloh telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Alloh beserta kita”.”
Baca juga : Perjalanan Hijrah Rosululloh
Dalam riwayat Imam Bukhori, disebutkan bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “(beliau bermimpi) Ketika aku berada di sebuah sumur menarik ember, tiba-tiba Abu Bakar dan Umar datang, kemudian Abu Bakar menarik seember atau dua ember dan dalam tarikannya terdapat kelemahan, Alloh pun mengampuninya. Kemudian Umar bin Khotthob mengambil ember dari tangan Abu Bakar, tiba-tiba embernya berubah menjadi besar, tidak pernah aku melihat seorang kuat yang beramal gigih seperti kegigihannya, sehingga orang banyak yang bisa minum dengan puas dan mereka bisa membuat kandang untuk unta (yang banyak)” Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Al-Khotthob
Para ulama ahli hadits, menjelaskan bahwa hadits tentang mimpi Rosululloh tersebut merupakan sebuah isyarat akan datangnya kepemimpinan Islam yang dipimpin Sayyidina Abu Bakar setelah kewafatan beliau, dan dalam kepemimpinannya terdapat kelemahan.
Maksud dari kelemahan tersebut, bukanlah kelemahan pribadi beliau (Abu Bakar), namun lebih pada keadaan yang terjadi pada kaum Muslimin saat itu yang banyak murtad dan menentang ajaran Islam.
Hingga bisa kita dapati dalam sejarah Islam, bahwa di masa kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar, beliau banyak memerangi kaum murtaddin yang merongrong dan merusak pemerintahan Islam saat itu.
Kemudian Sayyidina Umar bin Khottob mengambil ember dari tangan Sayyidina Abu Bakar, hal tersebut diisyaratkan bahwa setelah masa kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar, maka Sayyidina Umar akan naik menggantikan posisi beliau dalam memimpin kaum Muslimin.
Adapun maksud dari kalimat Rosul yang berbunyi, “tiba-tiba embernya berubah menjadi besar…” mengisyaratkan bahwa dalam kepemimpinan Sayyidina Umar, Islam menjadi mulia dan mengalami banyak perkembangan dan futuhat di berbagai tempat.
Baca Juga : Ringkasan Ta’lim | Keberkahan Riski
Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat, dan kekuatan serta kesejahteraan kaum Muslimin pada masa itu mengalami puncak keemasaannya. Inilah maksud dan penjelasan para ulama’ terkait dengan hadits yang disabdakan oleh Rosululloh. Dan sebagaimana kita telah ketahui akan sejarah yang tertulis, bahwa mimpi yang dialami oleh Rosululloh tersebut benar-benar terjadi dan terealisasi di masa berikutnya.
Cukuplah jikalau kita menjadikan profil sahabat-sahabat dekat Rosululloh sebagai teladan dalam kehidupan keseharian kita. Entah itu teladan dalam membina rumah tangga, dalam hidup bermasyarakat, dalam kepemimpinan umat, bahkan dalam melakukan pembelaan pada Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Al-Khotthob
Sebagaimana sebuah pembelaan Sayyidina Abu Bakar terhadap Rosululloh yang diriwayatkan pula oleh Imam Bukhori dalam sebuah haditsnya. Dimana saat Rosululloh tengah sholat, dengan sebuah selendang yang beliau lilitkan di leher, tiba-tiba Uqbah bin Mu’ith datang dan menarik selendang beliau dengan keras hingga mencekiknya.
Melihat hal tersebut, Sayyidina Abu Bakar datang melindungi Rosululloh dengan penuh keberanian dan berkata, “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Alloh, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu”.” (Surat Ghofir ayat 28)
Dan dalam kepemimpinan umat, dimana kita ketahui dalam berbagai tulisan ahli sejarah, bahwa Khulafaur-Rosyidin, para sahabat terkemuka yang memimpin umat Muslim setelah kewafatan Rosululloh telah memberikan sebuah contoh kepemimpinan yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang setelahnya.
Kepemimpinan sejati yang penuh dengan ketulusan, mengesampingkan kepentingan pribadi demi menjaga amanah yang dibebankan dan demi memajukan agama dan ajaran yang dicintai, dijadikan pedoman dalam setiap langkah hidupnya.
Mudah-mudahan kita bisa menjadikan beliau semua (sahabat dekat Rosul) sebagai teladan dan panduan bagi perjalanan kehidupan kita di dunia yang fana dan penuh akan ujian dan godaan. Dengan harapan, kita bisa bertemu dan berkumpul dengan beliau semua di surgaNya kelak. Amiin. Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Al-Khotthob