Tausiah Desember | Kekuatan Penolakan Dari Allah
Kekuatan Penolakan Dari Allah, Versi terjemah bebas Buku Tausiah Syahriah bulan Desember 2018.
Allah tabaaraka wataala berfirman :
Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam [QS. Al Baqarah : 251]
Makna ayat
Bahwasanya, andai bukan karena adanya penolakan sebagian manusia kepada manusia lainnya demi membela hak dan kemaslahatan (dengan modal kekuatan yang telah Allah install pada dirinya), niscaya bumi ini hancur. Artinya pembelaan itulah sebab eksistensi sebuah kebenaran dan kemaslahatan.
Dalam ayat tersebut, penolakan disandarkan kepada Allah karena sekalipun pembelaan dilakukan manusia namun hakikatnya Allah-lah yang menciptakannya. Dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar [QS. Al Anfal : 17]
Dengan demikian jelaslah bahwa Allah Sang pencipta alam raya ini tidak menyukai kehancuran, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam tafsir firman Allah Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan [QS. Al Baqarah : 205].
Oleh sebab itu Allah ciptakan dalam diri manusia sebuah rule (sunnatullah) yang menunjukkan bahwa tujuan Allah adalah kekalnya semesta ini sampai batas waktu yang Dia kehendaki.
Di antara rule tersebut adalah berupa Penolakan oleh sebagian manusia kepada lainnya. Inilah yang dikenal dengan istilah “berebut untuk mempertahankan eksistensi” sebagaimana isyarat dari firman Allah : Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. [QS. Ar Ra’d : 17]. Artinya, diantara rule Allah adalah melenyapkan buih kebatilan yang berbahaya dari muka bumi dan mengabadikan kebenaran yang bermanfaat bagi kelestarian bumi, menjaga penduduknya dari faktor kedhaliman dan kehancuran, sehingga yang baik menang atas yang buruk dan hak menang atas batil. Baginilah rule yang selalu ada selama manusia masih ada. Kekuatan Penolakan Dari Allah
Baca Juga : Tausiyah Oktober | Empat Model Manusia
Sebenarnya Ayat di atas adalah pola imtinan (pemberian anugrah) atas manusia, oleh karena itu Allah berfirman Niscaya hancur bumi ini karena kita (manusia) tentu tidak ingin terjadi kehancuran, karena jika bumi hancur berarti hancur juga apa yang ada di atasnya, oleh sebab itu Allah lanjutkan dengan firmanNya Tetapi Allah Dzat yang memiliki anugerah pada Alam semesta yang akhirnya Allah kuasakan atas orang Dhalim seseorang yang akan menghancurkannya, jika muncul satu kedhaliman lain, Allah siapkan lagi seseorang yang akan melenyapkannya. Demikianlah cara Allah menolong Para Utusannya secara Gaib.
Yang paling tampak dalam rule penolakan ini adalah adanya perang. Perang yang melenceng bertujuan menjarah manfaat atas lainnya, sedangkan perang yang adil tidak lain tujuannya adalah untuk mengambil hak. Dengan demikianlah akhirnya muncul fanatisme dan ajakan menuju yang benar, menjauhi kedhaliman, dan siap bertempur orang kafir.
Peperangan tak ubahnya seperti roda, kadang diatas (menang) dan kadang dibawah (kalah) bagitu terus hingga Allah memutuskan perkaranya. Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap [QS. Al Isra’ : 81]
Salah satu nama Allah yang sesuai dengan hal ini adalah Al Muqsith yang artinya Maha Adil dalam memberikan keputusan dan menyadarkan orang- orang yang teraniaya.
Baca juga : Sejenak Pagi #285 | Keyakinan
Selain keterangan ayat di atas, ada tafsir lain yang layak untuk ditulis di sini, antara lain:
- Dari Nabi Sholallohu alaihi wasallam, ia bersabda : Sesungguhnya, setiap hari para malaikat selalu berkumandang “andai bukan karena hamba-hamba yang selalu ruku’, anak-anak yang menyusu, hewan-hewan ternak yang sedang merumput, Allah akan tuangkan siksaan atas kalian dengan sangat menyakitkan (HR. Abu Bakr Al Khatib)
Terinspirasi dari hadits ini, seorang pujangga menggubah sebuah syair :
Andai bukan karena para hamba yang selalu ruku’ pada Allah,
Bocah-bocah yatim yang menyusu
Dan hewan ternak yang dibiarkan merumput di tanah lapang,
Niscaya ditimpakan atas kalian siksaan yang menyakitkan
- Jabir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Sholallohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya sebab kesalehan seseorang, Allah Ta’ala memperbaiki kondisi anaknya, cucunya, anggota keluarganya dan (para penghuni) rumah-rumah di sekitarnya. Mereka senantiasa dalam perlindungan Allah selama orang tersebut berada ditengah-tengah mereka.
- Ibnu Umar ra berkata: Nabi Sholallohu alaihi wasallam bersabda : Sungguh sebab satu muslim yang shalih, Allah tolak bencana 100 keluarga dari tetangganya.
- Makky menceritakan bahwa mayoritas mufassir bersepakat menafsirkan ayat tersebut, bahwa Andai Allah tidak menolak bencana dengan Orang yang shalat atas orang yang tidak shalat, dengan seorang yang bertaqwa atas orang fasiq, Niscaya Allah hancurkan mereka sebab dosa-dosa mereka. Demikian pula tafsir yang dikemukakan oleh An Nahhas dan at Tsa’labi.
- Dikatakan, bahwa bentuk penolakan ini adalah berupa syariat yang telah dibawa para Utusan. Sehingga jika bukan karena adanya syariat di bumi ini pastilah manusia akan saling merampas dan merampok, maka hancurlah mereka semuanya. Ini adalah tafsir yang baik, memberlakukan secara umum dalam pencegahan, penolakan dan sebagainya.
والله يتولى الجميع برعايته
Kekuatan Penolakan Dari Allah