Jangan Meremehkan Kebaikan Sekecil Apapun. Ingat dawuh Abina KHM. Ihya’ Ulumiddin tentang hal ini:
“Meski itu hal kecil, jika mampu menyenangkan Allah, maka itu suatu hal yang sangat istimewa.” (Abi Ihya).
Suatu amal, yang dinilai sebenarnya bukan tentang besarnya amal tersebut. Namun bagaimana mempersembahkan amal itu hanya untuk Allah demi menyenangkan-Nya. Aspek yang paling dilihat Allah adalah kemurnian amal itu, keikhlasan untuk-Nya tanpa tercampur spirit yang bersifat duniawi. Maka sebenarnya aspek inilah yang menjadi pokok yang mampu membuat Allah ta’ala senang.
Kita mesti berusaha supaya amal yang kita lakukan kita dedikasikan sepenuhnya khusus untuk Allah ta’ala, tak menggubris komentar orang lain, tak berharap pujian datang menghampiri, kita bahagia dan enjoy kala melakukannya sebab berharap semoga Allah ta’ala bahagia dan ridla dengan amal yang kita lakukan. Kala ada orang lain mulai melancarkan pujian, kita kembalikan semua itu hanya pada satu-satunya zat yang patut mendapatkannya, yakni Allah azza wajalla.
Kita tidak pernah tahu, amalan mana yang akhirnya membuat Allah gembira dan ridla, maka melakukan seluruh ragam amalan dari mulai yang remeh temeh sampai yang dianggap besar, seharusnya penuh dengan keseriusan dan dedikasi yang besar. Jangan-jangan yang dipandang Allah bukan shalat dan haji berkali-kali yang kita lakukan, melainkan hanya uang seribu yang kita kasihkan kepada anak kecil. Jangan-jangan bukan khidmah besar yang kita usahakan yang membahagiakan-Nya, melainkan sekedar membalikkan sandal tamu yang datang kepada kita. Jangan-jangan bukan sedekah kita yang melimpah yang dilihat oleh-Nya melainkan hanya memberi makan seekor kucing.
Roti bukan sekedar roti, seorang ahli ibadah yang selama puluhan tahun tak pernah bermaksiat, lalu pada satu saat digoda setan dan akhirnya berzina, ia bisa selamat dari jilatan api neraka hanya sebab sepotong roti yang sempat ia sedekahkan kepada seseorang yang kelaparan sebelum ia berzina. Padahal pahala amal yang ia lakukan puluhan tahun itu tak sebanding dengan besaran dosa sekali zina yang ia lakukan.
Air bukan sekedar air, seorang wanita pezina berhasil lolos dari hotel prodeo neraka hanya gegara memberi minum seekor anjing yang nyaris mati kehausan.
Dan sebaliknya, kadang seseorang masuk ke liang neraka hanya gegara kesalahan yang remeh temeh, seperti membiarkan seekor kucing dalam kandangnya sampai mati tanpa diberi makan dan minum, gegara melihat ahli maksiat dengan pandangan merendahkan. Atau hal-hal remeh lain yang bisa membuat Allah murka.
Maka sekecil apapun jika itu kebaikan semestinya tidak boleh kita remehkan. Dan sekecil apapun jika itu keburukan semestinya tidak kita lakukan.
Wallahu a’lam.
Shabieq El Himam, alumni Ma’had Nurul Haromain Pujon, saat ini melanjutkan studi di Al-Azhar Kairo Mesir.